Banyaknya pendapat dari berbagai kelompok masyarakat bahwa semakin maraknya praktik korupsi dan kebohongan terhadap publik yang dilakukan oleh para pejabat akhir-akhir ini merupakan cermin dari kegagalan sistem pendidikan kita. Sistem pendidikan hanya mampu mengajar dan mengukur kemampuan berpikir akademis (hard skill) tetapi gagal mendidik siswa untuk memiliki rasa kepedulian, kejujuran, dan keteladanan (soft skill). Akibatnya, mereka pun gagal dalam hidup bermasyarakat.
Tentu sebagai guru kita merasa prihatin atas fenomena tersebut. Guru perlu introspeksi diri apakah metode penilaian yang digunakan selama ini sudah mencerminkan kemampuan siswa yang sebenarnya, yaitu kemampuan akademik dan nonakademik. Barangkali kita merasa sudah nyaman dengan model penilaian yang sering kita lakukan saat ini, mulai dari tes sumatif sampai ujian nasional. Semuanya hanya mengukur kemampuan siswa terhadap penguasaan mata pelajaran yang telah diajarkan. Berdasarkan hal itu kita perlu mencoba menggali metode lain yang mampu mengukur kemampuan siswa secara komprehensif.
Saya memiliki sebuah gagasan alternatif untuk sistem penilaian yaitu metode penilaian “MANJUR” untuk jenis soal essay. Dalam metode ini siswa bukan sekadar sebagai objek dari penilaian, akan tetapi sebagai bagian (subjek) dari proses penilaian. Siswa diberi kesempatan untuk menilai hasil pekerjaannya sendiri dan pekerjaan temannya. Pertama, siswa diberikan petunjuk oleh guru mengenai cara atau kriteria penilaian, selanjutnya siswa diminta untuk menilai hasil pekerjaannya masing-masing dengan menggunakan pensil dan hasilnya diserahkan kepada guru. Kedua, pada pertemuan berikutnya masih dengan cara yang sama, guru memberikan kembali hasil pekerjaan siswa dengan tanpa nilai, sudah direkap oleh guru, dan diserahkan kepada temannya untuk dinilai kembali dan hasilnya diserahkan kembali kepada guru. Selanjutnya guru membandingkan nilai dari siswa sendiri dengan nilai hasil dari penilaian temannya. Terakhir, kedua nilai tersebut dibandingkan dengan hasil penilaian dari guru.
Pada awalnya mungkin masih banyak hal yang belum sesuai dengan keinginan. Akan tetapi, setelah kita lakukan model penilaian “MANJUR” untuk yang ke sekian kalinya ternyata siswa dapat menilai sendiri bagaimana hasilnya. Luar biasa, sangat memuaskan!
Melibatkan siswa dalam proses penilaian ternyata dapat menumbuhkan rasa percaya diri pada diri siswa, mereka bisa mengukur kemampuannya sendiri (self assesment) sehingga mereka tidak mudah curiga dan menyalahkan hasil penilaian dari gurunya atau orang lain. Siswa juga belajar untuk mempertanggungjawabkan hasil penilaiannya kepada temannya. Dalam proses ini siswa berlatih menilai hasil karya orang lain secara obyektif menurut cara pandangnya (subyektif). Dengan demikian guru telah mengajak siswa untuk membiasakan bersikap kritis dan logis. Harapan kita tentu kebiasaan tersebut menjadi modal dalam hidup bermasyarakat.
Metode ini diharapkan dapat memperkaya model penilaian yang sudah ada. Seperti pepatah dalam bahasa Jerman “Aller anfang ist schwer” yang artinya bahwa semua permulaan itu sulit. Maka jangan takut mencoba, karena di balik setiap kesulitan pasti ada kemudahan. Selamat mencoba, semoga betul-betul “MANJUR”, penilaian berbasis kemandirian dan kejujuran.
Kontributor: Drs. Suhirno, M.B.A
Editor: Viera Budyariesqa, M.Pd.
Tinggalkan Komentar