Pembelajaran merupakan sesuatu yang sudah tidak asing lagi dalam dunia pendidikan. Karena kegiatan pembelajaran merupakan aktivitas utama dalam dunia pendidikan. Kita berupaya mengembangkan berbagai model pembelajaran, strategi pembelajaran dengan harapan komunikasi kita dalam kelas akan menghasilkan produk seperti yang diharapkan. Dengan adanya pandemi Covid-19 saat ini, tentu saja akan memaksa kita keluar dari zona nyaman. Guru harus memutar otak berpikir keras untuk mengembangkan model pembelajaran yang tetap dan dapat dikembangkan secara online dan tentu saja dapat mencapai harapan. Untuk itu guru harus menoleh kembali, membuka kembali pustaka untuk mencari dan mengembangkan model pembelajaran yang sesuai. Banyak model pembelajaran yang dapat dicoba dikembangkan dalam kondisi pandemi ini.
Salah satu model pembelajaran yang dapat dikembangkan adalah model ADDIE. Model pembelajaran ini muncul pada tahun 1967 dikembangkan oleh Reiser dan Mollanda. Salah satu fungsi ADDIE adalah menjadi pedoman dalam membangun perangkat dan infrastruktur program pelatihan yang efektif, dinamis, dan mendukung kerja pelatihan itu sendiri. Model ini dipilih karena model ADDIE sering digunakan menggambarkan pendekatan sistematis untuk pengembangan instruksional. Selain itu, model ADDIE merupakan model pembelajaran yang bersifat umum, sehingga sangat tepat dikembangkan dalam pembelajaran di kelas. Ketika digunakan dalam pembelajaran, proses ini berurutan tetapi interaktif, dimana hasil evaluasi setiap tahap dapat membawa pengembangan pembelajaran pada tahap sebelumnya. Hasil akhir suatu tahap merupakan produk dari tahap sebelumnya.
Kerangka ADDIE adalah proses siklus yang berkembang dari waktu ke waktu dan kontinu dari seluruh perencanaan instruksional dan proses implementasi. Lima tahapan dari kerangka kerja, masing–masing dengan tujuan sendiri yang berbeda dan fungsi dalam perkembangan desain instruksional. Selain itu, pemilihan model ADDIE didasarkan pada beberapa pertimbangan antara lain sebagai berikut.
Untuk lebih memahami model ADDIE, sebelumnya mengaplikasikan dalam pembelajaran, guru perlu mengetahui prosedur model ADDIE. Model ini dikembangkan melalui beberapa langkah sistematis sebagai berikut.
Analysis (Analisis)
Tahap ini merupakan suatu proses mendefinisikan apa yang akan dipelajari oleh peserta didik, yaitu melakukan need assessment (analisis kebutuhan), mengidentifikasi masalah (kebutuhan), dan melakukan analisis tugas (task analysis). Oleh karena itu, out put yang akan dihasilkan adalah berupa karakteristik atau profil calon peserta belajar, identifikasi kesenjangan, identifikasi kebutuhan, dan analisis tugas yang rinci didasarkan atas kebutuhan. Pada tahap ini, dapat dibagi menjadi 3 segmen yaitu analisis pebelajar, analisis pembelajaran (termasuk tujuan pembelajaran) dan analisis pengiriman online. Adapun kegiatan pada tahap analisis untuk menentukan komponen yang diperlukan untuk tahap pembelajaran selanjutnya adalah sebagai berikut.
Design (Rancangan)
Tahap ini juga dikenal dengan istilah membuat rancangan (blue print). Tahapan yang perlu dilaksanakan dalam proses rancangan ini adalah sebagai berikut.
Produk pada tahap ini adalah silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP). Dengan panduan ini selanjutnya disusun bahan ajar yang sesuai.
Development (Pengembangan)
Pengembangan adalah proses mewujudkan blue print atau desain menjadi kenyataan dalam kegiatan pembelajaran. Pada tahap ini dapat dikembangkan e–learning, penggunaan platform tertentu untuk pembelajaran. Hal pertama yang harus dilakukan dalam pengembangan produk adalah menganalisis pengguna sistem dan hal–hal apa yang dapat dilakukan pengguna dalam sistem. Pengguna sistem adalah guru, administrator, peserta didik. Karena media yang dikembangkan adalah penggunaan platform Google Classroom, maka yang dapat mengakses hanya guru dan peserta didik, serta admisitrator sekolah. Administrator adalah pengguna sistem yang paling tinggi. Admisitrator memiliki kewenangan untuk membuat kategori, mengorganisasi isi, mengorganisasi mata pelajaran, mengorganisasi guru mata pelajaran, memilih dan mengubah tampilan. Guru memiliki tugas dan bertanggung jawab terhadap isi materi dengan meng-upload materi, memberikan tugas, menilai tugas dan memantau perkembangan pembelajaran peserta didik. Peserta didik dapat melihat materi ajar, meng-upload tugas, berdiskusi dalam forum Google Meet atau Zoom, dan melakukan presensi kehadiran pada pembelajaran.
Implementation (Implementasi)
Implementasi adalah langkah nyata untuk menerapkan sistem pembelajaran yang dikembangkan. Artinya dalam tahap ini semua yang telah dikembangkan diinstall dan disetting sedemikian rupa sesuai dengan peran dan fungsinya agar dapat diimplementasikan. Tahap implementasi ini dilakukan dengan menguji cobakan media secara langsung melalui pembelajaran. Uji coba dilaksanakan sebanyak dua tahap yaitu tahap pertama uji validitas isi oleh ahli isi mata pelajaran, ahli media pembelajaran, dan ahli desain pembelajaran. Tahap kedua uji kepraktisan oleh kelompok perorangan, kelompok kecil, kelompok besar, dan kelompok guru mata pelajaran yang sama. Hasil uji coba ini digunakan sebagai dasar dalam melakukan kegiatan evaluasi.
Evaluation (Evaluasi)
Tahap evaluasi pada pembelajaran ini dilaksanakan sampai evaluasi formatif bertujuan untuk kebutuhan revisi. Berdasarkan hasil review para ahli dan uji coba lapangan yang sudah dilaksanakan pada tahap implemetasi, selanjutnya dilakukan dua tahap analisis data, yaitu analisis data kualitatif dan data kuantitatif. Analisis data kualitatif dipergunakan untuk mengolah data berupa masukan, saran dan kritik dari para ahli dan uji lapangan untuk selanjutnya dilakukan revisi bertahap untuk pengembangan media menjadi lebih baik. Sedangkan analisis data kuantitatif diperoleh dari penilaian responden dalam bentuk angka pada angket yang diberikan. Semua tahapan evaluasi ini bertujuan untuk kelayakan produk akhir. Layak dari segi isi, desain dan user friendly.
Itulah hal–hal yang harus kita segarkan lagi sebagai guru, memulai kembali langkah–langkah yang harus dilakukan dalam pembelajaran, dengan menggunakan dasar–dasar pedagogis dan ilmiah. Dengan mengaplikasikan model pembelajaran yang sesuai, kita dapat mengembangkan pembelajaran, melakukan penelitian dan pada akhirnya dapat disusun menjadi suatu karya tulis. Sehingga tuntutan bagi kita sebagai pendidik untuk meningkatkan diri (PI atau KTI) bukan menjadi momok lagi. Mari kita buka kembali pustaka yang ada, sehingga kita dapat mewujudkan pembelajaran yang dibutuhkan peserta didik, menyenangkan dan meninggalkan kesan pada berbagai kondisi dunia saat ini. Salam guru.
Penulis: Suhan Ranta, M.Pd.
Editor: Viera Budyariesqa, M.Pd.
Terima kasih telah berbagi! Artikel pendidikan seperti ini tentu sangat dibutuhkan terutama bagi kalangan mahasiswa dan peneliti pemula. ADDIE adalah desain instruksional yang populer digunakan sejak lama dan artikel ini berhasil menjelaskan semuanya secara lebih sederhana sehingga mudah dipahami.
Artikelnya sangat mudah dipahami. Model ADDIE, meskipun telah sangat populer sejak tahun 1970an, tapi literaturnya, khususnya yang ditulis dalam Bahasa Indonesia, masih kurang. Terima kasih telah menjelaskan detail dari model ADDIE.
Terima kasih, Pak. Kemblai lagi kesini untuk membaca ulang. Ini salah satu artikel yang membahas ADDIE secara singkat, padat, dan jelas.
Leave a Comment