Indonesia menerapkan kebijakan yang membatasi kegiatan sosial di masyarakat dalam rangka menangani pandemi virus Covid-19, atau disebut dengan PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar). Kebijakan ini mulai diterapkan pertama kali oleh Pemerintah DKI Jakarta yang kemudian diikuti oleh daerah lainnya. PSBB membatasi adanya kerumunan dan interaksi sosial di masyarakat tidak terkecuali kegiatan sekolah. Sekolah diharuskan menyelenggarakan pembelajaran secara daring atau disebut juga Distance Education (Pembelajaran Jarak Jauh).
SMA Negeri 3 Yogyakarta merupakan sekolah partner atau dikenal dengan istilah PASCH (Partner Schule) yaitu sekolah yang merupakan mitra dari berbagai lembaga pendidikan di Jerman. Tidak hanya itu, SMA Negeri 3 Yogyakarta juga menjalin hubungan kerjasama dengan salah satu lembaga pendidikan tinggi di Jerman yaitu Universitas Münster. Setiap tahun diadakan program pertukaran baik itu siswa maupun tenaga pengajar untuk menekankan pembelajaran bahasa Jerman di SMA Negeri 3 Yogyakarta.
Terdapat sebuah peribahasa dalam bahasa Jerman, “Sprache öffnet alle Türen” yang artinya adalah bahasa membuka semua pintu. Peribahasa ini berarti bahwa dengan bahasa dapat menembus tembok perbedaan dan membuka komunikasi untuk ilmu pengetahuan. Berlandaskan pada hal tersebut, sekolah dalam praktik penyelenggaraan Distance Education memberikan kebebasan kepada guru untuk melakukan pembelajaran sesuai dengan metode dan model pembelajarannya masing-masing.
Disisi lain, ada berbagai macam platform aplikasi yang dapat dimanfaatkan oleh guru dalam mengatur jalannya pembelajaran, antara lain Google Classroom, Edmodo, dan Moodle. Adapun dalam praktiknya ada beberapa fitur aplikasi yang dapat dimanfaatkan oleh guru seperti aplikasi Google Meet dan Zoom untuk pembelajaran tatap muka daring (teleconference), atau aplikasi Google Form dan Quizizz untuk evaluasi pembelajaran.
Belajar mandiri atau kemampuan siswa dalam mengatur dirinya sendiri untuk belajar merupakan modal utama dalam Distance Education, maka dari itu pembelajaran yang menarik siswa untuk belajar merupakan aspek yang sangat penting untuk diperhatikan. Quizizz dan Google Classroom menawarkan pengalaman belajar yang lebih menarik bagi siswa karena fitur live ranking dimana siswa dapat melihat peringkatnya secara langsung di kelas. Pembelajaran yang menarik tentu saja adalah pembelajaran yang ada dunia sekitar siswa, yaitu dengan menggunakan media sosial dalam pembelajaran, seperti Instagram, Youtube, atau Tiktok.
Pembelajaran bahasa asing sangat menekankan pada keterampilan siswa dalam berbicara (speaking), mendengarkan (listening), membaca (reading), dan menulis (writing). Keterampilan tersebut dapat dikolaborasikan dengan aplikasi media sosial dan disesuaikan dengan kreativitas masing-masing guru. Sebagai contoh penggunaan live streaming Youtube untuk mengasah kemampuan listening siswa atau tugas proyek siswa dengan membuat video Youtube atau Tiktok untuk mengasah kemampuan speaking siswa. Melalui cara ini dapat membentuk suatu pembelajaran yang menarik bagi siswa sekaligus efektif dalam penekanan keterampilan berbahasa.
Pembuatan proyek video dalam pembelajaran bahasa Jerman di SMA Negeri 3 Yogyakarta dibimbing dan diatur oleh guru dengan tidak menutup kebebasan siswa untuk berkreasi. Pengaturan, pemberian, pengumpulan dan penilaian tugas dilakukan pada satu platform aplikasi utama seperti Google Classroom dengan tenggat waktu tertentu. Pembelajaran bahasa asing secara online ini pada akhirnya menghasilkan Distance Education yang efektif, efisien, dan menarik bagi siswa.
Kontributor: Heri Septian Munggaran, S.Pd.
Editor: Annisa Mayasari, S.Pd.
Sekolah di masa pandemi menjadi satu keuntungan tersendiri, ya, Bu.
Siswa jadi punya kesempatan lebih banyak untuk berekspresi.
Leave a Comment