Olimpiade Penelitian Siswa Indonesia atau yang kerap disebut OPSI kembali digelar di Surabaya pada 11-16 Oktober 2016 lalu yang mana penyelenggaraannya telah memasuki ketujuh kalinya acara ini diadakan. OPSI adalah media dimana para peneliti muda Indonesia yang masih duduk di bangku SMA/MA bersaing di bidang penelitian IPA dan IPS. Pada penyelenggaraan kali ini, OPSI telah berafiliasi dengan dua perlombaan penelitian ilmiah internasional yakni International Science Project Olimpiad (ISPRO) dan International Science Engineering Fair (Inter-ISEF). Dan pada kali ini juga, DIY berhasil menjadi juara umum berkat mengantongi tiga emas, empat perak, dua perunggu dan empat penghargaan khusus.
Dan bangga tak hanya menyelimuti warga Yogyakarta namun juga Padmanaba. Selain berhasil mengirim delapan penelitian, dua dalam bidang IPS dan dua dalam bidang IPA, salah satu hasil penelitian dari siswa-siswanya berhasil merebut medali emas di tingkat nasional dalam OPSI 2015. Tim peraihnya ialah Quinita Maria Jose Noronha atau Quin dan Sepvina Mutikasari atau Vina. Gabungan antara Quin yang sudah terjun ke dunia penelitian sejak SMP sedangkan Vina berbekal iseng mengikutinya di SMA membuahkan hasil yang memuaskan.
Ide mereka berupa solusi yang sangat aplikatif serta membantu yakni Kacamata Duitan untuk para tuna netra dalam mengenali mata uang. Kaca mata rakitan mereka ini dapat membantu para tuna netra mengenali nominal dengan membedakan komposisi warna pada setiap nominal uang yang dideteksi oleh sensor yang kemudian diolah menjadi audio untuk penggunanya. Yang dimaksud komposisi warna ialah intensitas cahaya dari warna setiap nominal yang terpantul cahaya matahari dan diolah oleh Arduino Nano. Setelah sensor mengenali, akan ada bunyi ‘pip’ yang durasi dan jenisnya berbeda untuk setiap nominal.
Leave a Comment