Pada hari Rabu, 1 Maret 2023 berlangsung Dialog Keistimewaan dengan tema “Napak Tilas Yogya Kota Revolusi” sebagai peringatan Hari Penegakan Kedaulatan Negara. Kegiatan ini diadakan di Bangsal Senam SMA Negeri 3 Yogyakarta pukul 13.00–16.00 WIB. Selain itu, kegiatan ini diselenggarakan secara daring pada live streaming dari channel Youtube Paniradya Kaistimewan DIY. Peserta yang menghadiri Dialog Keistimewaan ini yaitu siswa-siswi SMA Negeri 3 Yogyakarta dan perwakilan beberapa sekolah lain seperti SMA Muhammadiyah 1 Yogyakarta, SMA Negeri 9 Yogyakarta, dan SMA Stella Duce.
Dialog keistimewaan diselenggarakan oleh Paniradya Kaistimewan Yogyakarta yang bekerja sama dengan Sekber Keistimewaan DIY dan Asosiasi Guru Sejarah Indonesia (AGSI). Kegiatan ini terselenggara dengan menghadirkan pembicara antara lain Bapak Aris Eko Nugroho, S.P, M.Si. selaku Paniradya Pati Kaistimewaan DIY, Bapak Julianto Ibrahim, S.S., M.Hum. selaku Sejarawan UGM, dan Bapak Drs. Isdiyono selaku guru mata pelajaran Sejarah SMA Negeri 3 Yogyakarta. Kegiatan dialog keistimewaan dipandu oleh Moderator, Ibu Wijil Rachmadani.
Dalam dialog yang dilakukan pembicara, terdapat pembahasan mengenai sejarah peringatan 1 Maret. Disampaikan bahwa peringatan hari tersebut berasal dari Peringatan Serangan Umum 1 Maret 1949, yang merupakan salah satu peristiwa sejarah yang sangat penting bagi Indonesia. Momen tersebut merupakan titik balik perjuangan dari berbagai perjuangan kemerdekaan sebelumnya untuk menegakkan kedaulatan Indonesia.
Pada dialog ini juga dibahas mengenai peran Yogyakarta sebagai kota revolusi dalam perjuangan penegakan kedaulatan. Pada saat setelah kemerdekaan, kedaulatan Indonesia mendapat tantangan berupa ancaman Belanda yang ingin menguasai Indonesia kembali. Dari hal tersebut, posisi Indonesia dapat dikatakan tidak aman. Oleh karena itu, Sri Sultan Hamengkubuwono IX menawarkan kepada Ir. Soekarno bahwa Yogyakarta siap menjadi Ibu Kota. Dengan hal tersebut, Yogyakarta berperan penting dalam proses penegakan kedaulatan Indonesia.
Momen Serangan Umum 1 Maret juga merupakan momen yang sangat tepat. Hal itu dikarenakan pada momen tersebut, berita serangannya tersebar hingga ke New York dan memberitahu dunia internasional bahwa Indonesia masih ada. Hari penegakan kedaulatan ini bukan hanya milik Yogyakarta saja, namun milik seluruh Bangsa Indonesia. Meskipun saat ini, wilayah yang memperingati hari tersebut baru ada tiga, yakni Yogyakarta, Sumatera Barat, dan Bangka Belitung.
Perubahan dari hari peringatan Serangan Umum 1 Maret 1949 menjadi Hari Penegakan Kedaulatan Indonesia terkandung dalam materi pembelajaran yang diimplementasikan di SMA Negeri 3 Yogyakarta. Bapak Drs. Isdiyono selaku guru Sejarah SMA Negeri 3 Yogyakarta menyampaikan bahwa materi tersebut diajarkan di kelas XI pada semester 4. Beliau juga menyampaikan bahwa siswa-siswi SMA Negeri 3 Yogyakarta menunjukkan antusiasme yang tinggi terkait materi sejarah revolusi bangsa Indonesia.
Kegiatan dialog keistimewaan ini dimeriahkan dengan penampilan Tari Golek Ayun-ayun oleh siswa SMA Negeri 3 Yogyakarta, Padzchestra, dan Brian Prasetyoadi yang merupakan alumni dari SMA Negeri 3 Yogyakarta. Dipandu oleh MC Alit Jabang Bayi dan Agus Sunandar, acara semakin meriah dengan adanya sesi kuis berhadiah.
Kontributor: Nafisa Khoirun Widiasri, S.Si.
Editor: Restituta Devi Pramesti, S.Pd.
Tinggalkan Komentar