Mempunyai anak yang berprestasi dan dapat dibanggakan merupakan idaman bagi semua orangtua. Dapat menjadi juara sebuah perlombaan, menjadi juara kelas, dan segudang prestasi lainnya tentunya sangat luar biasa. Namun tidak setiap anak beruntung dengan hal semacam itu, peran orang tua dalam memotivasi anak juga bermacam, seperti membandingkan anak dengan saudara atau anak lain. Hal itu memang dapat memboost motivasi anak dalam berprestasi. Tetapi salah cara membandingkan dapat membuat anak tidak dapat meraih prestasi, apa saja efek negatif dari membandingkan anak?
“Coba kamu lihat si A, dia saja bisa juara kelas, kenapa kamu tidak?”
“Kenapa kamu gak bisa rapi kayak kakak sih, dek?”
Kepercayaan Diri Turun
Membandingkan anak dengan saudara atau anak lain dapat membuat kepercayaan diri si anak menurun. Dengan mengingat – ingat perkataan tersebut, anak dapat percaya bahwa memang benar dirinya tidak mampu. Nah ketidakmampuan itu dapat berubah menjadi rasa takut selama menjalani proses, sehingga anak tidak dapat meraih prestasinya.
Kebencian
Membandingkan anak juga dapat menciptakan kebencian baik untuk orang tua maupun si pembanding. Memang tidak ada salahnya membandingkan, namun jika dengan cara yang salah, anak akan merasa dinomorduakan, hal ini dapat menciptakan rasa benci pada anak.
Kehilangan Arah
Secara alamiah anak pasti akan menuruti perintah orang tuanya, jika orang tua berkata, coba lihat si A dia bisa menyanyi kamu nanti les menyanyi ya, anak pasti juga akan iya – iya saja. Apakah anak harus selalu menuruti hasrat orang tua? Tentu saja tidak, hal ini dapat membuat anak kehilangan arah dan sulit menentukan tujuannya suatu saat nanti. Setiap anak pastilah memiliki keunikan dan bakat sendiri, maka dari itu janganlah kekang anak dengan membandingkan anak.
Seperti yang sudah dikatakan diatas, membandingkan anak itu boleh saja, namun dengan cara yang benar. Misalnya dengan membandingkan anak dengan apa yang pernah ia lakukan dulu. Jika dulu anak pernah melakukan sesuatu yang membanggakan, naikkanlah percaya diri anak dengan cara itu. Buktikan bahwa anak itu mampu dan bisa meraih prestasi. Ingat juga bahwa membandingkan anak merupakan salah satu bullying.
Penulis: Amalia Permata Insani
Tinggalkan Komentar