MATARAM – Gempa dengan kekuatan 6,4 Skala Richter (SR) menerjang Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB) pada 29 Juli 2018. Gempa tersebut merenggut jiwa dan materi warga setempat.
Keluarga Besar Alumni (KBA) SMAN 3 Padmanaba Yogya pun lengsung bergerak. Tujuannya, ikut meringankan beban korban gempa yang mengalami kesulitan akses logistik. Program tersebut bertajuk Padmanaba Peduli Gempa Lombok.
Salah satu lokasi yang dituju KBA Padmanaba adalah Dusun Pawang Karya, Desa Senaru, Kecamatan Bayan, Kabupaten Lombok Utara. Warga setempat mengalami kesulitan mendapatkan air bersih.
KBA Padmanaba bersama Mualaf Center Indonesia (MCI) membangun pipanisasi sepanjang tujuh kilometer di dusun tersebut. Pipanisasi tersebut untuk tujuh dusun di Senaru, Bayan, Lombok Utara.
Koordinator KBA Padmanaba dr Akhada Maulana mengatakan pihaknya mendapat informasi salah seorang relawan asal Jogjakarta di Desa Senaru. Informasi tersebut menyebutkan warga Dusun Pawang Karya kesulitan mendapatkan air bersih. Warga harus mengambil air dari desa tetangga, Desa Sukadana.
“Warga setempat biasanya mendapat bantuan air bersih dari TNI dan Polri. Bahkan mereka harus membeli air bersih dari luar daerah,” ujar Akhada usai peresmian pipanisasi tersebut (19/9/2018).
KBA Padmanaba lalu melakukan koordinasi dengan warga untuk melakukan pipanisasi. Awalnya, terkendala dana. Persoalan tersebut kemudian diinformasikan ke jaringan Alumni SMAN 3 Padmanaba Jogjakarta yang ada di seluruh Indonesia.
“Alhamdulillah mereka merespons dan melakukan penggalangan dana,” kata Akhada.
Selain Desa Senaru, KBA Padmanaba Jogjakarta juga menyalurkan pipa ke beberapa desa lain. KBA Padmanaba juga memiliki warga binaan di Kota Mataram yang didampingi hingga mandiri. KBA Padmana juga mendirikan shelter terpal untuk hunian sementara bagi 40 KK di Dasan Taman Jangkuk, Selagalas, Sandu Bayan, Mataram.
Kepala Dusun Pawang Karya Sapoan mengatakan daerahnya mengalami kekurangan air sejak gempa pertama di Lombok (29/7/2018). Sapoan berterima kasih dengan bantuan dari KBA Padmanaba.
Pipanisasi tersebut membantu memenuhi kebutuhan air bersih untu 209 Kepala Keluarga (KK) dengan jumlah penduduk 706 jiwa. Pembagiannya untuk tiga Rukun Tetangga (RT). Masing-masing RT memiliki bak permanen.
“Kami membuat empat bak air induk, dan tiga bak air primer,” ujar Sapoan. (kba/iwa)
Tinggalkan Komentar