Peraih Medali perak LKIR (Lomba Karya Ilmiah Remaja) ke-52 Tingkat Nasional 2020
Bidang EARTH DAN MARINE SCIENCE (KEBUMIAN)
KATEGORI : PERENCANAAN WILAYAH KOTA
Judul “ANALISIS BERKURANGNYA LAHAN TERBUKA DAN KEBERADAAN VEGETASI TERHADAP PERUBAHAN SEBARAN POTENSI KETERSEDIAAN AIR TANAH DANGKAL (AIR SUMUR)” dengan lokasi penelitian di Kecamatan Banguntapan Kabupaten Bantul.
Sekolah: SMAN 3 YOGYAKARTA
Jakarta, Humas LIPI. Keresahan Valencio Evanio Sahasika Kusumadyas prihatin dengan perubahan fisik berkurangnya kawasan terbuka di daerah sekitar tempat tinggalnya. Ia melihat kawasan terbuka sebagai fungsi ekologis area masukan/imbuhan air, keberadaan vegetasi tanaman, dan curah hujan. Dalam proposal penelitiannya, ia menuliskan bahwa ketersediaan air tanah dangkal (air sumur) sangat dibutuhkan masyarakat sebagai penyokong kehidupan sehari-hari. Ia meyakini nahwa keadaan tanah dan batuan memberikan pengaruh yang signifikan terhadap sumber daya air, baik dari sumber air permukaan maupun ketersediaan air sumur. Untuk itu, informasi mengenai keandalan ketersediaan air diperlukan, guna memperkirakan jumlah pemanfaatannya secara berkelanjutan.
Melalui wawancara daring pada Kamis (20/11), Evan mengatakan, “Ide saya berawal saat musim kemarau panjang air sumur di rumah saya tidak cepat kering sedangkan di tetangga kampung sumurnya kering, padahal kedalaman sumur hampir sama”. “Selain itu saya juga baca berita di media Yogya pada Juli 2019, terdapat adanya bencana meteorologi yang menyebabkan kekeringan di beberapa daerah di Yogyakarta,” imbuhnya. “Jadi saya tertarik meneliti tentang potensi ketersediaan air tanah dangkal,” tambahnya.
Ide inovatif Evan ini telah membuahkan hasil di Kompetisi ilmiah LIPI , Juara Kedua bidang Ilmu Pengetahuan Kebumian dan Kelautan, lomba Karya Ilmiah Remaja (LKIR). Judul penelitian, “Analisis Berkurangnya Kawasan Terbuka dan Keberadaan Vegetasi terhadap Perubahan Sebaran Potensi Ketersediaan Air Tanah Dangkal (Air Sumur) di Pinggiran Kota Yogyakarta ( Lokasi Studi: Wilayah Kecamatan Banguntapan, Kabupaten bantul). Penjurian berlangsung secara virtual pada 16-18 November 2020, kategori Perencanaan Wilayah Kota.
Penelitian siswa SMAN 3 Yogyakarta ini, dilatarbelakangi permasalahan ketersediaan air sumur di pinggiran kota semakin hilang dengan adanya pertumbuhan fisik bangunan perkotaan, sehingga berkurangnya kawasan terbuka dan keberadaan vegetasi. Tujuannya, memberikan informasi perubahan sebaran potensi ketersediaan air tanah dangkal. Studi awal yang menggunakan data secara time series dari 2006-2019 tersebut, guna mengetahui kawasan resapan atau imbuhan air.
Maka, menurut Evan, untuk mengetahui area resapan air digunakan penentuan jarak jangkauan menggunakan prinsip Euclidean Distance yang terdapat dalam aplikasi Sistem Informasi Geografi (ArcGIS), kata Evanio, putra tunggal dari pasangan orangtua Ayah, Agoeng K. Agustinus dan Ibu, Ekasari H. Christina yang selalu memberikan motivasi pendidikan yang tinggi kepada putra semata wayangnya.
Dalam penjelasannya, Evan menaparkan metode Euclidean Distance. “Metode ini membuktikan kawasan terbuka seperti ladang dan semak tumbuhan berkayu dengan tinggi maksimal lima meter berpotensi memiliki ketersediaan air tanah bebas paling tinggi. Apalagi jika potensi tersebut dibandingkan dengan kondisi kawasan tumbuhan herba dan vegetasi dengan ketinggian pohon lebih dari enam meter,” terangnya.
“Euclidean Distance merupakan teknik penghitungan jarak antara dua objek dengan menggunakan teorema Phytagoras. Dalam penelitian ini, setiap tipe vegetasi yang serupa akan dihubungkan,” tutur Evan. Dengan demikian, ia berkesimpulan, akan dihasilkan fungsi jarak antar tipe vegetasi yang satu dengan tipe vegetasi yang lainnya dalam lokasi penelitian. “Jarak-jarak tersebut digunakan sebagai peubah penjelas yang selanjutnya akan digunakan sebagai penduga kapasitas infiltrasi dengan berdasarkan pada model scoring,” sambungnya.
Siswa yang telah mengukir prestasi di tingkat nasional melalui LKIR ini, menunjukkan teknik analisis yang dilakukannya menawarkan kebaharuan, yaitu: (1). Penggunaan aspek imbuhan air dgn 3 variabel yaitu jarak jangkau kawasan terbuka; (2). Curah hujan dan ke kemiringan lahan serta aspek resapan air dgn 6 variabel yaitu jarak jangkau vegetasi herba, semak dan pohon; (3). Kondisi tanah permukaan; (4) Kondisi batuan penyusun dan kedalaman muka air tanah dangkal/air sumur/air bebas.
Harapan yang ingin di capai Evan dari penelitiannya bagi masyarakat Desa Banguntapan adalah agar kelestarian dan pengendalian air tanah dangkal/ air sumur tetap terjaga sehingga riset ini pun dapat menjadi masukan bagi pemerintah dalam mengembangkan perkotaan.
Ia ingat pesan dari professor riset LIPI Nurul Tafiqu Rochman selaku salah satu juri yang menilainya kemarin. “Pertahankan konsep dalam penelitian selanjutnya. Ide penelitian ini sangat sistematis, masif dan keren,” pungkas Evan menirukan ucapan juri tersebut dengan ekspresi berbinar-binar. (mtr/ ed: drs)
sumber : https://bkhh.lipi.go.id/menghitung-ketersediaan-air-sumur-dengan-prinsip-euclidean-distance/
Recent Comments