Sarasehan Komunitas Belajar dengan tema “Pembelajaran Disability Inclusion Framework”

Jumat, 2 Mei 2025 bertepatan dengan Hari Pendidikan Nasional. SMAN 3 Yogyakarta mengadakan Kegiatan bertajuk Sarasehan Komunitas Belajar dengan tema “Pembelajaran Disability Inclusion Framework”, yang menghadirkan narasumber dari guru BRIDGE Warrnambool College, Australia, serta Guru Pendamping Khusus dari SMAN  3 Yogyakarta. Kegiatan ini menjadi wadah berbagi pengetahuan, pengalaman, dan praktik baik dalam menerapkan kerangka pembelajaran inklusi bagi peserta didik dengan disabilitas. Selain sesi utama bersama para pendidik, kegiatan ini juga melibatkan partisipasi aktif siswa-siswi SMAN  3 Yogyakarta dalam sesi terpisah, yang dirancang untuk menumbuhkan empati, pemahaman, dan keterlibatan mereka dalam mewujudkan lingkungan belajar yang inklusif. Kegiatan ini mengusung tema pendidikan inklusi dengan tujuan utama memperkuat pemahaman, praktik, dan kolaborasi antara pendidik dari Indonesia dan Australia dalam menciptakan lingkungan belajar yang ramah, adil, dan dapat diakses oleh semua peserta didik, termasuk mereka yang memiliki kebutuhan khusus. Melalui Program Kemitraan Sekolah BRIDGE Australia–Indonesia yang telah berjalan sejak tahun 2008 dan menjalin kemitraan dengan lebih dari 253 sekolah di 18 provinsi di Indonesia, kegiatan ini menjadi bagian dari upaya berkelanjutan untuk mendorong pertukaran pengetahuan serta praktik pengajaran yang inovatif. Selain itu, keterlibatan langsung siswa dalam sesi diskusi dan sharing bersama narasumber internasional turut memperkaya pengalaman belajar, memperluas wawasan global, dan menanamkan nilai-nilai empati serta inklusivitas sejak dini. Ketika kegiatan berlangsung suasana hangat dan interaktif yang tercipta berkat penyampaian materi yang informatif dan komunikatif dari para narasumber.

Materi yang disampaikan dengan jelas, relevan, dan mudah dipahami mendorong partisipasi aktif dari para peserta, baik guru maupun siswa. Sesi tanya jawab berlangsung dinamis dan penuh antusiasme, mencerminkan ketertarikan yang tinggi terhadap tema pendidikan inklusi. Hal yang juga menjadi sorotan adalah kesempatan bagi siswa-siswi SMAN 3 Yogyakarta untuk berinteraksi langsung dan berbagi pandangan dengan para narasumber internasional, menciptakan momen pertukaran informasi yang memperkaya wawasan lintas budaya dan memperkuat pemahaman bersama mengenai pentingnya penerapan pendidikan yang inklusif. Kegiatan inspiratif ini diselenggarakan oleh SMAN 3 Yogyakarta sebagai bagian dari peran aktifnya sebagai mitra dalam Program Kemitraan Sekolah BRIDGE Australia–Indonesia. Sebagai salah satu sekolah yang telah menjalin kerja sama internasional melalui program BRIDGE, SMAN 3 Yogyakarta menunjukkan komitmennya dalam memperkuat jejaring pendidikan global dan mendorong pertukaran wawasan tentang praktik pembelajaran yang inklusif dan inovatif. Melibatkan berbagai pihak yang aktif dalam Program Kemitraan Sekolah BRIDGE, antara lain para guru dari Warnambool College, Australia, yang hadir sebagai mitra internasional, serta guru-guru dari SMAN 3 Yogyakarta selaku tuan rumah. Selain itu, turut berpartisipasi guru-guru BRIDGE dari sekolah lain di Indonesia, seperti SD Ungaran 1 Yogyakarta, SMP Al Azhar 26 Yogyakarta, dan SMK Negeri 2 Sewon. Kehadiran para pendidik dari jenjang dan latar belakang yang beragam ini memperkaya diskusi serta memperluas perspektif dalam penerapan pendidikan inklusi di berbagai konteks sekolah. Menghadirkan narasumber dan tokoh penting yang memberikan kontribusi besar terhadap pemahaman pendidikan inklusi. Kami menghormati kehadiran Ibu Anita Bounds dan Ibu Rebecca Burchell, guru dari Warnambool College, Australia, yang berbagi pengalaman dan praktik baik dari sekolah mereka dalam mendukung siswa dengan kebutuhan beragam. Selain itu, turut hadir Ibu Restituta Devi Pramesti, S.Pd., selaku Guru Pendamping Khusus dari SMA Negeri 3 Yogyakarta, yang membagikan perspektif dan pengalaman langsung dalam menerapkan pendidikan inklusif di lingkungan sekolah. Kehadiran para narasumber ini menjadi elemen penting dalam memperkaya diskusi dan memperkuat semangat kolaborasi antarpendidik.

Latar belakang dari pelaksanaan acara ini berakar pada komitmen bersama antara Indonesia dan Australia melalui Program Kemitraan Sekolah BRIDGE untuk saling berbagi praktik baik, khususnya dalam mendukung siswa dengan kebutuhan khusus melalui pendekatan Disability Inclusion Framework. Kegiatan ini diadakan sebagai respons terhadap pentingnya membangun sistem pendidikan yang inklusif dan responsif terhadap keberagaman kebutuhan peserta didik. Latar belakang dari pelaksanaan acara ini berakar pada komitmen bersama antara Indonesia dan Australia melalui Program Kemitraan Sekolah BRIDGE untuk saling berbagi praktik baik, khususnya dalam mendukung siswa dengan kebutuhan khusus melalui pendekatan Disability Inclusion Framework. Bagi siswa, kegiatan ini menjadi ruang belajar yang memperluas wawasan mereka tentang pentingnya keberagaman, empati, dan kesetaraan di lingkungan sekolah. Melalui interaksi langsung dengan narasumber internasional, siswa diajak untuk memahami bahwa inklusi bukan hanya tanggung jawab guru, tetapi juga menjadi nilai yang perlu dibangun dalam komunitas belajar mereka. Sementara bagi sekolah, kegiatan ini memperkuat kapasitas pendidik dalam menerapkan strategi pembelajaran yang adaptif dan kolaboratif. Dengan mempertemukan guru-guru dari berbagai jenjang dan latar belakang, acara ini mendorong pertumbuhan profesionalisme dan membuka peluang kerja sama lintas negara yang berkelanjutan dalam mewujudkan pendidikan yang lebih adil dan merata. Hasil dari kegiatan ini sangat positif, dengan tercapainya tujuan untuk memperkuat pemahaman dan kolaborasi antara pendidik dari Indonesia dan Australia dalam mendukung pendidikan inklusi. Kesimpulannya, acara ini berhasil membuka ruang bagi pertukaran pengetahuan yang bermanfaat dan meningkatkan keterampilan para guru dalam menerapkan pendekatan inklusif di sekolah. Selain itu, kegiatan ini juga memberi kesempatan bagi siswa untuk langsung terlibat dan belajar dari pengalaman para narasumber internasional, memperkaya pemahaman mereka tentang keberagaman dan inklusivitas di dunia pendidikan.