Melepas penat dari padatnya aktivitas sekolah, kami, Pelajar Katolik Padmanaba dan Persekutuan Siswa Kristen Padmanaba mengikuti kegiatan PBC/Kemroh sejak hari Senin, 13 Maret 2019 hingga Sabtu, 16 Maret 2019 dengan mengangkat tema “Hidup di dalam Kasih Kristus”. PBC (Padmanaba Bible Camp) dan Kemroh (Kemah Rohani) adalah kegiatan live in yang tahun ini dilaksanakan di Desa Srumbung, Karanggawang, Jumoyo, Magelang, Jawa Tengah. Kami yang terdiri dari 114 siswa dibagi menuju empat dusun, yaitu Dusun Kemiren, Dusun Cabean, Dusun Cungkup, dan Dusun Jamblangan.
Selama dua hari pertama, kami berada di rumah warga untuk membantu pekerjaan orang tua kami, ada yang memasak, bersih-bersih rumah, berkebun, bertani di sawah, bahkan ada yang membantu berjualan di warung lho! Beberapa dari kami yang orang tuanya tidak bekerja, ikut membantu kegiatan dari orang tua teman kami yang lain. Selepas kami membantu orang tua kami atau megawe, kami mencari kegiatan lain seperti bermain ke Kali Putih, bermain kartu, dan yang lainnya. Kami juga ikut dalam kegiatan di warga, seperti sembahyangan, jalan salib, dan menonton kesenian. Malamnya kami mengikuti kegiatan makrab atau malam keakraban di Kapel Santo Markus Kemiren. Makrab diawali dengan ibadah, dilanjutkan pentas seni dari tiap kelompok, makan sate bersama, dan kegiatan bebas.
Pukul delapan keesokan harinya, kami memulai kegiatan outbond di Kali Putih. Outbond ini terdiri dari tujuh pos yang berada di sebagian Kali Putih. Satu kelompok akan melawan kelompok lain yang merupakan pasangannya menuju pos-pos. Selepas outbond, kami menuju lahan BPD yang berada di atas Kali Putih untuk melakukan penanaman pohon. Tanaman yang kami tanam ada bunga melati jepang, bunga brokoli, bunga kenikir, bunga soka, dan bunga rombusa.
Hari Sabtu adalah hari terakhir kami live in di Srumbung. Kami berpamitan, berterima kasih, dan meminta maaf kepada orang tua kami di sini. Sebagian besat orang tua memberi kami salak sebagai buah tangan yang tidak tanggung-tanggung jumlahnya, bahkan ada yang memberi sekarung buah salak. Memang cinta, deh!
Kegiatan makrab yang berakhir lebih dari pukul 21.00 merupakan salah satu evaluasi dari acara live in ini. Pasalnya, banyak warga yang akhirnya harus menunggu sampai ‘anaknya’ pulang. Sebaiknya acara dimulai lebih awaal agar acara dapat selesai sebelum pukul 21.00. Di samping itu, puji Tuhan acara ini dapat berlangsung dengan lancar walaupun masih ada beberapa hal lain yang perlu dievaluasi lagi. Semoga ke depannya kegiatan live in ini tetap menjadi agenda tahunan yang dapat mengurangi evaluasi tahun sebelumnya.
Leave a Comment