Jika buku adalah jendela dunia, maka perpustakaan adalah mesin waktunya. Ungkapan tersebut berkaitan erat dengan betapa pentingnya peran perpustakaan sekolah sebagai sumber transfer ilmu bagi peserta didik untuk menyerap ilmu pengetahuan dan berbagai informasi.
Keberadaan perpustakaan SMA Negeri 3 Yogyakarta atau yang lebih dikenal dengan Padmanaba tak lepas dari sejarah berdirinya Padmanaba. Sekolah yang menempati bangunan dengan luas 3.600 di atas lahan seluas 23.798 , di kawasan Kotabaru, pada zaman kolonial Belanda (Desember 1941) yang dikenal sebagai AMS (Algemene Middelbare School) Afdelling B ini, memiliki banyak sekali koleksi sejarah. Salah satunya adalah buku-buku tua peninggalan Belanda.
Bangunan yang berada di lantai dua ini memiliki banyak koleksi-koleksi buku dari awal abad 20 sampai dengan abad 21. Buku-buku ini langka bahkan ada beberapa buku yang tidak dimiliki oleh perpustakaan besar perguruan tinggi. Buku-buku yang terdapat di perpustakaan Padmanaba meliputi buku fiksi (karya sastra), nonfiksi (ilmu pengetahuan), dan buku referensi (kamus, ensiklopedia). Jika dikelompokkan berdasarkan periode waktu, terdapat tiga kategori yaitu zaman Modern (1900-1945), Pascamodern (1946-sekarang), dan era Milenial (sekarang).
Koleksi buku dengan kategori zaman Modern (1900-1945) yang dimiliki Padmanaba tergolong banyak. Buku-buku tua ini berbahasa Belanda, Jerman, dan Inggris. Salah satu buku tertua adalah buku berbahasa Inggris terbitan tahun 1909 dengan judul Reading in Modern-European History Volume II karya James Harvey Robinson dan Charles A. Beard di Boston Amerika Serikat. kemudian buku-buku berbahasa Inggris yang lain berjudul First Lessons in American History karya S. E. Forman (1916) yang juga menulis buku A History of United States.
Selanjutnya, perpustakaan ini memiliki pula buku tua berbahasa Jerman tahun terbit 1925 dengan judul Der Marterpfahl karya Friederich von Gagern yang dicetak di Jerman. Kemudian terdapat buku ensiklopedia berjudul Meyers Konversations-Lexikon karya Joseph Meyer tahun 1909-1910.
Sebagian besar buku-buku tua koleksi perpustakaan Padmanaba berbahasa Belanda. Buku-buku berbahasa Belanda tersebut yang tertua salah satunya buku langka berjudul Zeden En Gewoonten der Insecten karya J. H. Faber 1900 dan Java Geographisch, Ethnologisch, Historisch karya P. J. Veth tahun 1912 dicetak di Haarlem. Buku selanjutnya adalah Bonnes Pages karya J.B. Besancon dan J. Fransen tahun 1926. Terdapat pula ensiklopedia tua berjudul Oosthoek’s Geillustreerde Encyclopaedie Deel IV Communist-Eberbach karya A. Oosthoek pada tahun 1918 dan Paulys Real-Encyclopadie der Classischen altertumswissesschaft karya Georg Wissowa tahun 1926. Selain buku-buku tersebut banyak terdapat kamus dan buku-buku bacaan berbahasan Belanda.
Selain buku-buku tua terdapat juga alat cetak kuno milik sekolah. Kala itu SMA Negeri 3 Yogyakarta masih menggunakan nama AMS (Algemene Middelbare School) Afdelling B. Alat cap ini berukuran sebesar buku dan terbuat dari besi. Cara penggunaannya pun masih manual.
Tak kalah pentingnya, buku-buku Bahasa Indonesia khususnya di bidang sastra, koleksi buku-buku tua karya sastrawan terkenal di perpustakaan Padmanaba sangatlah komplit. Bagi penikmat sastra, koleksi buku-buku di perpustakaan Padmanaba merupakan taman bunga. Beberapa karya sastra dari Pujangga Lama hingga Angkatan 2000-an ada di perpustakaan Padmanaba. Koleksi buku angkatan Pujangga Lama berupa hikayat seperti Hikayat Kalilah dan Damina. Koleksi buku angkatan Balai Pustaka yaitu Merari Siregar dengan karyanya Azab dan Sengsara (1920), Marah Roesli dengan karyanya Siti Nurbaya (1922), Nur Sutan Iskandar dengan karyanya Salah Pilih (1928), Tulis Sutan Sati dengan karyanya Sengsara Membawa Nikmat (1928), Abdoel Moeis dengan karyanya Surapati, dan lain sebagainya.
Karya sastra angkatan Pujangga Baru seperti Sutan Takdir Alisjahbana dengan karyanya Layar Terkembang (1936), Hamka dengan karyanya Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck (1939), dan lain sebagainya. Kemudian karya sastra angkatan 1945 seperti Idrus dengan karyanya Dari Ave Maria ke Djalan Lain ke Roma (1948), dan lain sebagainya. Karya sastra angkatan 1950-1960-an seperti Pramoedya Ananta Toer, NH Dini, Mochtar Lubis, W.S. Rendra, dan lain sebagainya. Karya sastra angkatan 1966-1970-an seperti Taufik Ismail, Putu Wijaya, dan lain sebagainya. Masih banyak lagi koleksi buku-buku tua dan berharga lainnya yang tidak dapat disebutkan satu per satu.
Hal ini merupakan kebanggaan tersendiri bagi Padmanaba dapat memiliki koleksi buku-buku tua yang langka dan jarang dimiliki oleh perpustakaan sekolah lain. Sepatutnya kita sebagai warga sekolah SMA Negeri 3 Yogyakarta merasa bangga. Namun tidak hanya sampai di situ saja sepatutnya kita membaca, memahami, merawat, dan menjaga buku-buku tersebut. Hal ini merupakan kewajiban kita semua sebagai bentuk sikap melanjutkan kelestarian warisan budaya yang kita miliki. Mari kita jaga warisan budaya kita.
Kontributor : Viera Budyariesqa, M.Pd.
Tinggalkan Komentar