TEMPO.CO, Yogyakarta – Start up rintisan Pemerintah Kota Yogyakarta, JogjaBike mulai melebarkan sayap ke sektor wisata di usia satu tahun. Bukan sekadar menyediakan moda transportasi smart bike di sekitar kawasan Malioboro saja, JogjaBike mulai menggarap program bersepeda ke kampung wisata.
Kampung Wisata Celeban Kota Yogyakarta yang memiliki ikon Batik Jumputan dipilih menjadi destinasi rintisan pertama program Jogjabike. Program bertajuk ‘Sepeda Teman Berwisata’ atau September ini diikuti lebih dari 100 peserta dengan menggowes sepeda keliling kampung wisata itu.
Para peserta adalah siswa SMAN 3 Kota Yogyakarta, SMKN 2 Kota Yogyakarta, SMKN 2 Kota Yogyakarta, mahasiswa, juga masyarakat umum yang diajak gowes mengunjungi sentra Batik Jumputan. “Program bersepeda ke kampung wisata ini untuk mengenalkan industri kecil di kampung Yogyakarta sekaligus mendukung industri ini agar kian berkembang,” kata Komisaris Utama Jogjabike, Triyanto saat peluncuran program Sepeda Teman Berwisata di Yogyakarta, Sabtu 28 September 2019.
Kampung wisata Celeban dipilih karena memiliki industri kecil binaan dari Pemerintah Kota Yogyakarta berupa Batik Jumputan yang khas dan berkualitas ekspor. Seorang perajin dari Kelompok Batik Jumputan, Eni Agustis mengatakan kekhasan Batik Jumputan terletak pada cara membuat motif dengan teknik jumputan.
Teknik jumputan adalah sebuah metode pembuatan motif batik dengan cara mengikat kencang beberapa bagian kain yang kemudian dicelupkan pada cairan pemberi warna. Prosesnya mengikat celup ini untuk membuat gradasi warna yang menarik. Dengan begitu, batik tidak ditulis dengan lilin atau malam seperti kain batik pada umumnya.
Ada beberapa teknik jumputan yang diterapkan oleh pembatik. Salah satunya adalah teknik celup rintang yang menggunakan tali untuk menghalangi bagian tertentu pada kain agar tidak menyerap warna. Teknik jumputan rintang ini dapat menghasilkan beragam motif, seperti bunga, matahari, segitiga, tergantung kreativitas perajin.
Batik Jumputan berkembang sejak 2011. Di Celeban, ada lebih dari delapan kelompok perajin yang sudah memiliki pasar wisatawan, luar daerah yang biasa memesan online, sampai distributor besar dari Solo, Beringharjo, dan Pekalongan.
Triyanto menambahkan, ada banyak tempat menarik di Kota Yogyakarta yang memiliki sentra industri mikro dan kecil yang dapat dijadikan sentra wisata edukasi. Beberapa di antaranya industri kerajinan perak, emas, kipas, blangkon, kulit, sampai sangkar burung di Kota Yogyakarta. “Kami tak ingin sepeda sekadar menjadi alat transportasi. Kami berharap sepeda menjadi bagian penting yang menggerakkan perekonomian masyarakat,” ujar dia.
Agenda bersepeda keliling Kota Yogyakarta ini, menurut Triyanto, akan dikembangkan ke wisata museum yang menjadi salah satu dari pilar kebudayaan di Kota Yogyakarta. “Lewat bersepeda, kami mendukung Kota Yogyakarta menjadi smart city dan destinasi wisata baru,” katanya.
https://travel.tempo.co/read/1253674/jogjabike-garap-kampung-wisata-yogyakarta-mulai-di-kampung-batik/full&view=ok
Tinggalkan Komentar