Pendidik memiliki peran dan tanggung jawab yang besar dalam proses pembelajaran sehingga harus dapat menciptakan pembelajaran yang inovatif, kreatif, dan variatif. Hal tersebut bertujuan untuk meningkatkan kemandirian kepada peserta didik agar dapat mencapai tujuan pembelajaran yang maksimal. Pada pembelajaran masih terdapat peserta didik yang kurang memiliki kemandirian belajar, percaya diri, dan kesulitan dalam menentukan ide yang akan dikembangkan. Pembelajaran yang kurang berpusat kepada peserta didik inilah yang membuat peserta didik menjadi pasif. Hal ini disebabkan masih banyak pendidik yang menggunakan pembelajaran konvensional sehingga kendala dan permasalahan terjadi. Oleh karena itu, pendidik membuat rancangan pembelajaran berupa media pembelajaran yang inovatif diharapkan mampu memberikan motivasi, semangat, kemandirian peserta didik, serta berpikir kritis, solutif, dan evaluatif dalam melakukan presentasi rancangan karya tari.
Adapun hal-hal yang menjadi faktor tantangan untuk mencapai tujuan:
Berdasarkan tantangan di atas, pendidik memilih model pembelajaran Project Based Learning (PJBL) dengan tetap menyesuaikan karakteristik peserta didik dan materi. Pada model pembelajaran PJBL terdapat sintak yang harus dilalui, yaitu: 1) penentuan pertanyaan mendasar, 2) mendesain perencanaan, 3) menyusun jadwal, 4) memonitor siswa dan kemajuan proyek, 5) menilai hasil, dan 6) mengevaluasi pengalaman. Model pembelajaran PJBL juga menjadi faktor keberhasilan dari strategi yang digunakan karena peserta didik dapat mengembangkan keterampilan abad ke-21. Keterampilan tersebut antara lain menumbuh kembangkan keterampilan yang lebih tinggi, memandirikan peserta didik, serta meningkatkan kepercayaan diri peserta didik. Penggunaan masalah kehidupan nyata sebagai sesuatu yang harus dipelajari peserta didik untuk melatih, meningkatkan berpikir kritis dan pemecahan masalah, serta mendapatkan pengetahuan konsep-konsep penting dalam rancangan karya tari.
Selain model pembelajaran yang menyenangkan, faktor lain yang mendukung keberhasilan dari strategi yang dilakukan adalah media pembelajaran yang menarik. Pendidik juga mengembangkan media dan rencana pelaksanaan pembelajaran dengan kegiatan yang berpusat pada peserta didik yaitu bermain sambil belajar. Secara maksimal peserta didik dilibatkan aktif dalam pembelajaran dan diskusi sehingga peserta didik tidak pasif lagi. Media pembelajaran monopoli digunakan untuk menarik peserta didik agar lebih bersemangat dan dapat mengembangkan presentasi gaya baru belajar sambil bermain. Adapun komponen dan aturan permainan yang disiapkan yaitu sebagai berikut:
Media yang menarik akan meningkatkan motivasi dan kemandirian siswa sehingga pemahaman peserta didik juga akan meningkat dengan sering melibatkan peserta didik dalam kegiatan pembelajaran dan melatih aktif berbicara di depan umum. Selain itu, permainan monopoli digunakan untuk memberikan stimulus peserta untuk menuangkan ide/gagasan, memberi masukan/kritikan yang membangun, mengapresiasi dengan memberi tips pada kelompok lawan, dan diakhir permainan setiap kelompok membacakan tabel penilaian. Secara tidak langsung mereka telah melakukan level berpikir tingkat tinggi.
Penggunaan model dan media pembelajaran yang cocok berpusat kepada peserta didik membantu mencapai tujuan pembelajaran, yaitu meningkatkan kemandirian dan keaktifan peserta didik saat proses pembelajaran berlangsung, mereka menjadi semangat dan termotivasi. Ketika model pembelajaran tersebut disesuaikan juga dengan karakteristik peserta didik, maka mereka tidak bosan dan mudah memahami materi mengevaluasi rancangan karya tari. Keterampilan juga didapat dari keseluruhan proses ini, antara lain keterampilan peserta didik untuk berpikir kritis. Dari proses menyimak, menganalisis, membuat struktur rancangan karya tari serta keterampilan berkomunikasi dan berdiskusi, dan berkolaborasi dengan anggota ke tim dan tim lawan.
Penulis : Cindy Trisnsawati, M.Pd.
Editor : Restituta Devi Pramesti, S.Pd.
Leave a Comment