Pandemi belum juga usai. Malah, kini pemerintah memberlakukan kembali Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) atau Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) khususnya di wilayah Jawa-Bali. Hal ini dikarenakan meningkat pesatnya penambahan kasus positif Covid-19. Ironisnya, sudah banyak rumah sakit yang penuh dan tenaga kesehatan yang semakin kewalahan menangani pasien. PPKM bertujuan membatasi sejumlah kegiatan, mulai dari bekerja, beribadah, bersekolah, hingga wisata. Menurut aturan pelaksanaan PPKM yang tertuang dalam instruksi Menteri Dalam Negeri No. 1 Tahun 2021, salah satunya menyebutkan bahwa kegiatan belajar mengajar masih harus dilaksanakan secara daring atau online.
Di masa pandemi ini, peran guru menjadi lebih berat. Hal ini bukan tanpa alasan, melainkan sesuai dengan kenyataan yang ada di lapangan. Guru berkewajiban melaksanakan proses pembelajaran yang bermutu. Namun dalam segala keterbatasan, pembelajaran menjadi tidak maksimal. Sering kali guru menjumpai siswanya mengeluh, pembelajaran tatap muka di kelas saja belum tentu menjadikan mereka paham, apalagi pembelajaran daring. Meski begitu, guru tetap berusaha menjalankan tupoksi dan memperhatikan pemenuhan kebutuhan siswa dengan sebaik-baiknya.
Mari kita lihat bersama perjuangan para guru dalam upaya memberikan pembelajaran secara optimal. Ada guru yang membuka pelayanan informasi 24 jam karena memaklumi siswanya yang bergantian sarana komunikasi dengan orang tua atau saudaranya yang lain. Ada pula guru yang mendadak jadi youtuber sebagai wujud totalitas profesi keguruan yang menginginkan siswanya memahami pelajaran yang menjadi target kurikulum. Bahkan, di beberapa sekolah ada juga guru yang sampai harus menemui siswanya satu per satu. Belum lagi ada guru-guru yang sampai lembur untuk menyiapkan materi karena menunggu anak-anaknya tidur terlebih dahulu dan keesokan paginya mengajar sembari menahan rasa kantuk.
Tidak hanya sampai di sini, perjuangan para guru masih berlanjut. Dalam proses pendidikan, kegiatan pembelajaran dan penilaian adalah hal yang berkaitan dan tidak dapat dipisahkan. Bagi guru, penilaian bukan sekadar membuat soal. Ada teori tentang evaluasi yang harus dikuasai, sehingga penyusunan soal tidak sembarangan. Pembuatan soal juga tidak diberikan begitu saja, perlu di-input terlebih dahulu melalui media seperti Google Classroom, Google Formulir, Kahoot, Quizizz, Schoology, atau platform yang lain. Persiapan penilaian ini membutuhkan waktu yang tidak sebentar.
Saat membuat materi berupa video pembelajaran atau soal penilaian, setiap guru perlu mengembangkan keterampilannya. Guru mata pelajaran eksak perlu membuat rumus atau persamaan yang akan lebih mudah jika langsung diuraikan di papan tulis dari pada diketik di komputer. Guru bahasa harus memberi tanda-tanda khusus pada paragraf panjang yang digunakan untuk beberapa nomor soal. Guru agama Islam perlu mengetik ayat Al-Qur’an yang dapat terbaca dengan jelas pada aplikasi atau media pembelajaran. Guru seni harus membuat video petunjuk praktik. Belum lagi jika harus mengunggah gambar dengan beragam ukuran untuk soal-soal tertentu. Pengoreksiannya pun membutuhkan waktu setidaknya seminggu atau bisa lebih lama. Para guru harus beradaptasi hingga semakin terbiasa berinteraksi secara online.
Selama pelaksanaan pembelajaran jarak jauh di masa pandemi ini, guru harus memiliki kesabaran yang ekstra. Terkadang guru sudah totalitas menyiapkan materi, ternyata saat pembelajaran malah ditinggal pergi. Guru dengan semangat menyampaikan materi, tetapi sampai kelas berakhir tidak ada respon sama sekali. Ketika guru memberi tugas mandiri untuk siswa, malah sering dikira tidak bekerja. Mungkin menjadi guru terlihat nyaman dan menyenangkan, namun sesungguhnya mengajar dan mendidik bukan suatu perkara yang mudah. Di balik tuntutan pekerjaannya, para guru memiliki kewajiban, peran, dan perjuangan untuk menghadapi segala tantangan dan kendala dalam pembelajaran. Semoga Allah Swt. selalu memberikan kemuliaan kepada para guru yang telah dan terus berjuang demi mencerdaskan generasi penerus bangsa.
Kontributor: Annisa Mayasari, S.Pd.
MEMANG BENAR APA YANG DI SAMPAIKAN BU GURU, ITU MEMANG KENISCAYAAN YG TERJADI, YG ORANG LAIN TIDAK TAU ATAU TIDAK MAU TAU., GURU ITU ADALAH CAHAYA, GURU ADALAH ORANG YG MULIA… SEKECIL APAPUN YG DILAKUKAN OLEH GURU DG NIAT YG TULUS UNTUK MENDIDIK & MENGAJARI SUATU ILMU APAPUN, MAKA ALLAH SWT AKAN MENCATATNYA SBG AMAL IBADAH, YG KELAK KITA BAWA SAAT KITA MENGHADAPNYA.
Tinggalkan Komentar